Dunia yang Aku Inginkan untuk Tumbuh dan Berkembang


Denpasar, 5 Maret 2015

Yth. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

        di tempat



Dengan hormat,

Assalamualaikum Wr.Wb

Om Swastyastu

Salam sejahtera bagi kita semua



     Ibu Menteri, saya sebagai salah satu anak bangsa Indonesia, pada kesempatan ini merasa sangat berbahagia mendapat kesempatan untuk menyampaikan apa yang menjadi harapan dan impian saya terhadap bangsa ini, yang dimediai oleh Direktorat Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika. Saya ingin menyampaikan dunia impian saya, tempat kami para anak bangsa untuk tumbuh dan berkembang.
     Anak Indonesia adalah harapan bangsa. Memang sudah sangat jelas bahwa kami selaku anak Indonesia akan menjadi tumpuan, harapan dan penerus bangsa. Siapa lagi yang akan menjadi  tumpuan untuk bangsa dan negaranya kalau bukan anak Indonesia? Seperti apakah yang  diinginkan bangsa Indonesia terhadap penerusnya dan apakah yang harus kita miliki sebagai penerus generasi muda yang kelak akan mengharumkan nama bangsa Indonesia? Itu pun masih menjadi tanda tanya besar bagi saya  dan bagaimanakah saya akan mewujudkan harapan itu! Tergantung kemauan kita  serta dukungan dari orang tua dan pihak-pihak seperti pemerintah yang memberikan seperti halnya sekolah gratis bagi yang kurang mampu. Terutama teman-teman saya yang berada di daerah terpencil. Sehingga tanpa adanya pendidikan untuk kami sebagai anak Indonesia, kami tidak akan bisa untuk bersaing dengan anak-anak dari negara yang lain dan kami juga tidak bisa untuk mengharumkan pecitraan bangsa Indonesia, malah bisa-bisa kita bisa mempermalukan bangsa Indonesia  di mata dunia. Kami ingin tetap mencari dan terus belajar kepada orang-orang yang telah berjasa mengharumkan nama bangsa Indonesia. Namun bagaimana dengan teman-teman saya yang berada di daerah terpencil, yang orang tuanya tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkannya, sehingga anaknya pun ikut mencari nafkah di usianya yang masih pantas untuk menuntut ilmu, waktu yang pantas untuk mereka belajar, waktu yang pantas untuk mereka bergaul bersama teman sebayanya. Pemerintah harus bertindak lebih tegas terutama adil terhadap penerus bangsa yang berada di daerah-daerah terpencil dan meberikan sarana prasarana yang layak bagi mereka sebagai generasi penerus.  Jangan hanya pemerintah memakmurkan rakyat yang dekat dengannya, pemerintah harus mempunyai inisiatif untuk memperhatikan rakyatnya yang kurang  mampu.
     Anak Indonesia bagikan kertas putih yang belum dituliskan apapun di atasnya. Tergantung dari kita sendiri ingin memberikan warna apa pada kertas tersebut. Tapi jangan sampai warna tersebut menjadi boomerang bagi kita untuk bergerak ke arah yang tidak diinginkan. Artinya jangan sampai kita sebagai generasi penerus bangsa salah mengambil tindakan yang bisa saja menjatuhkan bangsa Indonesia. Perkembangan anak Indonesia tidak sampai di sini, ada juga saatnya anak Indonesia tumbuh menjadi seorang remaja. Remaja diibaratkan sebagai batang muda yang akan menentukan bagaimana nasib negara itu sendiri, karena remaja jugalah yang akan membangun bangsa ini. Kemajuan, kemunduran, keberhasilan, kegagalan bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari para remaja yang mengisi pembangunan pada masa ini dan masa mendatang. Bangsa Indonesia bukan bangsa yang miskin dan terbelakang tetapi merupakan bangsa yang besar karena memiliki cita-cita yang tinggi dan memiliki anak-anak bangsa yang sangat membanggakan. Tidak selalu remaja Indonesia bisa membanggakan, ada juga remaja Indonesia yang yang sudah dipengaruhi oleh pergaulannya. Kepolosan seorang anak Indonesia  sudah mulai memudar saat mulai beranjak ke masa remaja. Di masa  ini banyak remaja yang terkena dampak Globalisasi.  Di sinilah remaja Indonesia mulai terpengaruh seperti perubahan yang dialami remaja Indonesia sedikit tertutup dan adanya globalisasi mengubah remaja Indonesia yang mulanya tertutup menjadi remaja yang terbuka, dan melakukan hal yang tidak sepantasnya  dilakukan oleh anak Indonesia yang tidak mencerminkan bangsa Indonesia sebagai negara yang ramah akan penduduknya seperti tawuran antarsekolah, merokok dan lainnya. Hal ini sama sekali tidak menunjukkan moral kita sebagai penerus bangsa. Di sisi lain saya sebagai remaja Indonesia juga merasa sedikit prihatin akan ketidaksadaran remaja Indonesia   akan perbuatannya yang bisa saja menjatuhkan dirinya dan bangsa Indonesia.  Kelemahan remaja Indonesia adalah terlalu mudah mengambil keputusan dan mudah terpancing emosi. Contohnya reklamasi teluk benoa di BALI. Reklamasi ini akan mengubah teluk benoa menjadi hotel,villa,dan lainnya. Pemuda  bahkan remaja yang ikut serta didalamnya berbondong-bondong berdemo untuk melakukan penolakan terhadap reklamasi di Teluk Benoa. Padahal, menurut saya jika dilihat dari segi positif  dengan adanya pembangunan seperti itu maka secara tidak langsung lapangan kerja akan semakin mudah ditemui. Ini menjadi kesempatan besar bagi rakyat Bali yang mungkin belum memiliki pekerjaan. Ayo remaja Indonesia bangkitlah kalian dari tidurmu buatlah dunia ini seakan enggan untuk berhenti melihat kita berprestasi, tunjukkan pada dunia bahwa kita bangga menjadi anak Indonesia.
     Kawanku semua, hari ini saya salah seorang remaja Indonesia yang Insyaallah kelak akan menjadi  generasi penerus bangsa, telah menyampaikan jeritan hati melalui surat ini. Harapan saya pada pemerintah:
1. Saya ingin hak saya sebagai anak Indonesia dijamin oleh pemerintah.
2. Diberikan pendidikan yang bisa membuat saya ke depannya bisa berkembang dan menjadi penerus bangsa
3. Lingkungan yang tiada kata “Tawuran” antarpelajar.
4. Saya ingin dunia saya untuk berkembang  dilandasi oleh budaya.

     Demikianlah ungkapan hati, pikiran, dan apa yang menjadi harapan saya pada bangsa ini. Semoga semua itu tidak hanya menjadi impian semata, melainkan benar-benar bisa terwujud secara nyata.


Wassalamualaikum Wr.Wb

Om Santi, Santi, Santi Om

Semoga tuhan memberkati kita semua

Hormat saya,

                                                                                                       



Erma Zaelan Apriani



Komentar

Postingan Populer